just ordinary people's blogs
You can take any content from here, quite simply by including the source...
Tampilkan postingan dengan label hikmah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hikmah. Tampilkan semua postingan
Rabu, 19 Oktober 2011
HUMANITY
Kisah ini tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki
sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah
seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan
tahun. Satu kalimat terakhir yang ia tinggalkan di batu nisannya adalah
"saya pernah datang dan saya sangat penurut". Anak ini rela melepasakan
pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan
sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang Chinese
seluruh dunia. Dia membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian, yang
dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi
kematian. Dan dia rela melepaskan pengobatannya.
Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk
diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena
Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang
memerlukan biaya sebesar 300.000 $. Papanya mulai cemas melihat anaknya
yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu
menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang ke sanak
saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit.
Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang
merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam
waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.
Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan
menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota. Dana yang sudah
terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk
terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia
sangat menderita didalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan
kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus. Ketegaran anak kecil ini
membuat semua orang kagum padanya. Dokter yang menangani dia, Shii Min
berkata, dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang
sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi
Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan
pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan
dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan
tidak meneteskan air mata. Yu yuan yang dari dari lahir sampai maut
menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat
dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perempuannya. Air
mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.
Label:
chinese,
fu yuan,
Gao Jian,
gusblero,
hikmah,
Huang Zhi Qiang,
Liu Ling Lu,
pengorbanan,
Rong Cheng,
rumah sakit Hua Xi,
She Cuan,
Shii Li,
Wang Jie,
yu yuan,
Zhang Yu Jie
Senin, 17 Oktober 2011
BUNGA RAMPAI
EINSTEIN...
APAKAH TUHAN MENCIPTAKAN SEGALA YANG ADA?
APAKAH KEJAHATAN ITU ADA?
APAKAH TUHAN MENCIPTAKAN KEJAHATAN?
Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswanya dengan pertanyaan ini, "Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?"
Seorang mahasiswa dengan berani menjawab,
"Betul, Dia yang menciptakan semuanya".
"Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor sekali lagi.
"Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.
Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya,
berarti Tuhan menciptakan Kejahatan.
Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan
siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan."
Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut.
Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi
dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.
Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata,
"Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?"
"Tentu saja," jawab si Profesor.
Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Profesor, apakah dingin itu ada?"
"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?"
Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.
Mahasiswa itu menjawab, "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada.
Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas.
Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali.
Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut.
Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.
Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?"
Profesor itu menjawab, "Tentu saja itu ada."
Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada.
Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak.
Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi
beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna.
Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur
dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut.
Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya."
Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu ada?"
Dengan bimbang professor itu menjawab,
"Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya.
Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan
di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."
Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah, Pak.
Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan.
Profesor itu terdiam. Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein...
*****************************************************************
Orde ndalho jaman gelap fluktuasi perekonomian tak menentu, maka
akibatnya terjadilah PHK di berbagai perusahaan. Salah satu yang terkena
PHK adalah Paijo. Kondisinya parah berat, jatah keluarga yang harusnya
tiap bulan ia kirim buat istrinya di kampung pun jadi nggak jelas.
Alih-alih nambah setoran untuk harga kebutuhan yang kian melonjak, bulan
lalu ia malah sudah tidak bisa lagi mengirim uang untuk istrinya di
kampung halaman. Ia hanya bisa mengirim surat. Isinya demikian:
"Bete nih. Kapan gw punya bokin keik mereka ntoh nyaaq…?" ucap Lintang.
"Iya neeh…keiknya tinggal kita berdua nyang jomblo." timpal Eric.
Lintang mengeluh, Eric melenguh. Keduanya terdiam. Eric mengeluarkan bakpao dari dalam tasnya.
“Mo?!” Eric menawarkan bakpaonya.
“Ihh…nggilani!!! Bakpao tinggal separo getoo elo simpan dalam tas?” sungut Lintang.
Hwoakakakak……..!!!
..............

“Gw ada ide….” Lintang membuka kebisuan.
“Apa’an?”
"Kita bikin permainan yuk?"
“Apa’an?”
“Elo jadi pacar gw, gw jadi pacar elo, tapi hanya untuk 100 hari saja. Gimana?"
“Apa’an?”
“Ini pura-pura aja, biar kita kaga tengsin dianggap jomblo mpe jamuran genee…?”
“Apa’an?”“Apa’an? Apa’an? Ngehek banget siy elo???”
“Hwoakakakakak……!!!! Baiklah... lagian aku juga gak ada rencana apa-apa untuk beberapa bulan ke depan."
“Deal?”
“Deal!”
Lintang tersenyum. Eric mengelap hidungnya yang kemasukan kue. Bakpao!
.................
"Kok kayaknya elo ga terlalu niat ya... semangat dunk! hari ini khan hari pertama jadian kita.Mau jalan-jalan kemana neeh?" ucap Lintang.
"Gemana klo kita nonton saja? Kalo gak salah film Dracula Kasarung lagi maen deh. Katanya itu film bagus, tentang cinta yang enggak mati-mati…" jawab Eric.
"OK dech....Yuk kita pergi sekarang. Ntar pulang nonton kita ke karaoke ya...ajak aja adik elo sama pacarnya biar seru."
"Boleh jugak..."
Berdua mereka kemudian pergi nonton, berkaraoke, dan malam harinya Eric mengantarkan Lintang pulang.
....................

Hari ke-2:
Eric dan Lintang menghabiskan waktu untuk ngobrol dan bercanda di kafe. Suasana kafe yang remang-remang dan alunan musik yang syahdu membawa hati mereka pada situasi yang romantis. Sebelum pulang Eric membeli sebuah kalung perak berliontin bintang untuk Lintang.
Hari ke-3:
Mereka pergi ke pusat perbelanjaan mencari kado untuk seorang sahabat Eric. Setelah lelah berkeliling pusat perbelanjaan, mereka memutuskan membeli sebuah miniature mobil mini. Setelah itu mereka beristirahat duduk di foodcourt. Makan satu potong kue dan satu gelas jus berdua, dan mulai berpegangan tangan untuk pertama kalinya.
Hari ke-7:
Bermain karambol dengan teman-teman Eric. Tangan Lintang terasa sakit karena tidak pernah bermain sebelumnya. Eric lalu memijit-mijit tangan Lintang dengan lembut.
Hari ke-25:
Eric mengajak Lintang makan malam di Parang Kusumo Bay. Bulan menampakan diri, langit yang cerah menghamparkan ribuan bintang dalam pelukannya. Mereka duduk menunggu makanan, sambil menikmati suara desir angin berpadu dengan suara gelombang bergulung di pantai. Tengah malam saat Lintang melihat bintang jatuh, dia membisikkan satu permintaan dalam hatinya.

Hari ke-41:
Eric berulang tahun. Lintang membuatkan kue ulang tahun untuk Eric. Bukan kue buatannya yang pertama, dan yang pasti juga bukan kue bakpao! Kasih sayang yang mulai timbul dalam hatinya membuat kue buatannya itu menjadi istimewa. Eric terharu menerima kue itu. Dia mengucapkan satu harapan saat meniup lilin ulang tahunnya.
Hari ke-67:
Menghabiskan waktu di Sekatenan. Makan es krim bersama, dan mengunjungi stand permainan. Eric menghadiahkan sebuah boneka teddy bear untuk Lintang, dan Lintang membelikan sebuah arloji untuk Eric.
Hari ke-72:
Pergi Ke TBY. Melihat pameran tosan aji, Lintang penasaran untuk mengunjungi salah satu stand peramal. Sang peramal hanya mengatakan "Hargai waktumu bersamanya mulai sekarang". Kemudian peramal itu meneteskan air mata….
Hari ke-84:
Mereka refreshing lagi ke pantai. Saat itu Pantai Baron sangat sepi, karena bukan waktunya liburan. Mereka melepaskan sandal dan berjalan sepanjang pantai sambil berpegangan tangan. Merasakan lembutnya pasir dan dinginnya air laut menghempas kaki mereka. Matahari terbenam, dan mereka berpelukan. Seakan tidak ingin berpisah lagi….
Hari ke-99:
Eric mengusulkan menjalani hari itu dengan santai dan sederhana. Mereka berkeliling kota dan akhirnya duduk di taman kota.
...................

15:20 pm:
“Tunggu di sini dulu ya…” ucap Eric.
“Elo mo kemana?” tanya Lintang.
“Ssssttt just a minute….pokoknya gw mo cari sesuatu yang special bwt elo….” Ucap Eric lagi sambil mengacungkan telunjuk di bibirnya. Lintang tersenyum….
15:30 pm:
Lintang sudah menunggu selama 20 menit dan Eric belum kembali juga. Angin tak mengalir, dan udara tiba-tiba saja terasa membeku. Lalu seseorang yang tak dikenal berlari menghampiri Lintang dengan wajah panik.
"Ada apa pak?"
“Teman Nona…..!!!"
Lintang meraung. Ia segera berlari bersama dengan orang asing itu. Jauh di seberang jalan, di atas aspal yang panas terjemur terik matahari, tubuh Eric tergeletak bersimbah darah. Setangkup kembang basah teronggok di sisinya.
................

23:53 pm:
Seorang dokter keluar dari kamar bedah dengan wajah penuh penyesalan.
"Maaf, tapi kami sudah mencoba melakukan yang terbaik. Dia masih bernafas sekarang tapi..............oh ya, kami menemukan surat ini dalam kantung bajunya." Dokter memberikan surat yang terkena percikan darah kepada Lintang. Lintang menerima surat bersampul merah muda itu, lalu masuk ke dalam kamar untuk melihat Eric. Wajahnya pucat tetapi terlihat damai.
Lintang duduk disamping pembaringan Eric dan menggenggam tangan Eric dengan erat. Untuk pertama kali dalam hidupnya Lintang merasakan torehan luka yang sangat dalam di hatinya. Butiran air mata mengalir dari kedua belah matanya. Kemudian dia mulai membaca surat yang telah ditulis Eric untuknya.
Dear Lintang...
100 hari kita sudah hampir berakhir. Aku menikmati hari-hari yang kulalui bersamamu. Walaupun kadang-kadang kamu jutek dan tidak bisa ditebak, tapi semua hal ini telah membawa kebahagiaan dalam hidupku.
Aku sudah menyadari bahwa kamu adalah perempuan yang berharga dalam hidupku. Aku menyesal tidak pernah berusaha untuk mengenalmu lebih dalam lagi sebelumnya.
Sekarang aku tidak meminta apa-apa, hanya berharap kita bisa memperpanjang hari-hari kebersamaan kita. Sama seperti yang kuucapkan dalam hati saat meniup lilin ulang tahunku, Aku ingin kau menjadi cinta sejati dalam hidupku.
Aku ingin menjadi kekasihmu selamanya dan berharap kau juga bisa berada disisiku seumur hidupku.
Lintang, aku sangat sayang padamu…
.....................

23:58:
Eric….Apakah kau tahu harapan apa yang kuucapkan pada bintang jatuh saat malam itu di pantai?
Aku pun berdoa agar Tuhan mengijinkan kita bersama-sama selamanya.
Eric….Kamu tidak bisa meninggalkanku…hari yang kita lalui baru berjumlah 99 hari!
Kamu harus bangun…dan kita akan melewati puluhan ribu hari lagi bersama-sama!
Aku juga sayang padamu, Eric…sangat sayang padamu…kamu tidak boleh meninggalkanku, Eric….!
………
Eric….
Eric….?
Eric…..??
Eriiiiiiiiccccccc……..!!!
Jam dinding berdentang 12 kali.... jantung Eric berhenti berdetak. Malam itu adalah hari yang ke-100...
............................
APAKAH KEJAHATAN ITU ADA?
APAKAH TUHAN MENCIPTAKAN KEJAHATAN?
Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswanya dengan pertanyaan ini, "Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?"
Seorang mahasiswa dengan berani menjawab,
"Betul, Dia yang menciptakan semuanya".
"Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor sekali lagi.
"Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.
Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya,
berarti Tuhan menciptakan Kejahatan.
Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan
siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan."
Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut.
Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi
dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.
![]() |
menurut Anda gambar apakah ini...??? |
Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata,
"Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?"
"Tentu saja," jawab si Profesor.
Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Profesor, apakah dingin itu ada?"
"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?"
Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.
Mahasiswa itu menjawab, "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada.
Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas.
Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali.
Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut.
Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.
Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?"
Profesor itu menjawab, "Tentu saja itu ada."
Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada.
Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak.
Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi
beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna.
Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur
dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut.
Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya."
![]() |
gambar sebenarnya adalah ini...!!! |
Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu ada?"
Dengan bimbang professor itu menjawab,
"Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya.
Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan
di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."
Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah, Pak.
Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan.
SEPERTI DINGIN ATAU GELAP, KEJAHATAN ADALAH KATA YANG DIPAKAI
MANUSIA UNTUK MENDESKRIPSIKAN KETIADAAN TUHAN.
TUHAN TIDAK MENCIPTAKAN KEJAHATAN. KEJAHATAN ADALAH HASIL
DARI TIDAK ADANYA KASIH SAYANG TUHAN DI
HATI MANUSIA. SEPERTI DINGIN YANG TIMBUL
DARI KETIADAAN PANAS DAN GELAP YANG TIMBUL DARI KETIADAAN CAHAYA."
Profesor itu terdiam. Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein...
*****************************************************************
![]() |
Kanda Paijo tersayang.... |
HARGA 1000 CIUMAN....
Orde ndalho jaman gelap fluktuasi perekonomian tak menentu, maka
akibatnya terjadilah PHK di berbagai perusahaan. Salah satu yang terkena
PHK adalah Paijo. Kondisinya parah berat, jatah keluarga yang harusnya
tiap bulan ia kirim buat istrinya di kampung pun jadi nggak jelas.
Alih-alih nambah setoran untuk harga kebutuhan yang kian melonjak, bulan
lalu ia malah sudah tidak bisa lagi mengirim uang untuk istrinya di
kampung halaman. Ia hanya bisa mengirim surat. Isinya demikian:
Istriku Tercinta,
Maafkan
kanda sayang, bulan ini Kanda tidak bisa mengirim uang untuk kebutuhan
keluarga di rumah. Kanda hanya bisa mengirimmu 1000 ciuman.
Paling cinta, Kanda Paijo
Selesai...??? justru itu pangkal persoalannya. Seminggu kemudian Paijo mendapat surat balasan dari istri tercintanya:
Terima kasih atas kiriman 1000 ciumanmu.
Untuk bulan ini Dinda akan menyampaikan laporan pengeluaran keluarga :
Tukang minyak bersedia menerima 2 ciuman setiap kali membeli 5 liter minyak tanah.
Tukang listrik mau dibayar dengan 4 ciuman per tanggal 10 setiap bulannya.
Pemilik kontrakan rumah mau dibayar cicil dengan 3 x ciuman setiap harinya.
Engkoh
pemilik toko bahan makanan tidak mau dibayar pakai ciuman. Ia maunya
dibayar dengan yang lain....Ya terpaksa Dinda berikan saja.
Hal yang sama juga Dinda berikan buat kepala sekolah dan gurunya si Udin,
yang sudah 3 bulan nunggak uang sekolah..
Besok Dinda mau ke pegadaian untuk tukerin 200 ciuman dengan uang tunai,
karena yang punya pegadaian sudah bersedia menukarkan 200 ciuman
+bayaran lainnya dengan uang 650ribu, lumayan buat ongkos sebulan.
KEPERLUAN PRIBADI DINDA BULAN INI MENCAPAI 50 CIUMAN.....
Kanda tersayang..
Bulan ini Dinda merasa jadi orang yang paling kaya di kampung,
karena sekarang Dinda memberikan piutang ciuman ke banyak pemuda di kampung kita dan siap ditukar kapan pun Dinda butuhkan.
KANDA, DARI KANDA MASIH TERSISA 125 CIUMAN, APAKAH KANDA PUNYA IDE? ATAU SAYA TABUNG SAJA YA?
Paling sayang, dari Dinda seorang.
Gubrakkkss!!! Paijo pun Pingsan........
****************************************************************
100 HARI MENCARI CINTA...
Eric dan Lintang, dua mahasiswa Akademi Mbantul itu sedang duduk bersama di taman kampus tanpa melakukan kegiatan apapun. Keduanya hanya memandangi langit, sementara sohib-sohib sekampus asyik bercanda ria dengan kekasih mereka masing-masing."Bete nih. Kapan gw punya bokin keik mereka ntoh nyaaq…?" ucap Lintang.
"Iya neeh…keiknya tinggal kita berdua nyang jomblo." timpal Eric.
Lintang mengeluh, Eric melenguh. Keduanya terdiam. Eric mengeluarkan bakpao dari dalam tasnya.
“Mo?!” Eric menawarkan bakpaonya.
“Ihh…nggilani!!! Bakpao tinggal separo getoo elo simpan dalam tas?” sungut Lintang.
Hwoakakakak……..!!!
..............

“Gw ada ide….” Lintang membuka kebisuan.
“Apa’an?”
"Kita bikin permainan yuk?"
“Apa’an?”
“Elo jadi pacar gw, gw jadi pacar elo, tapi hanya untuk 100 hari saja. Gimana?"
“Apa’an?”
“Ini pura-pura aja, biar kita kaga tengsin dianggap jomblo mpe jamuran genee…?”
“Apa’an?”“Apa’an? Apa’an? Ngehek banget siy elo???”
“Hwoakakakakak……!!!! Baiklah... lagian aku juga gak ada rencana apa-apa untuk beberapa bulan ke depan."
“Deal?”
“Deal!”
Lintang tersenyum. Eric mengelap hidungnya yang kemasukan kue. Bakpao!
.................
"Kok kayaknya elo ga terlalu niat ya... semangat dunk! hari ini khan hari pertama jadian kita.Mau jalan-jalan kemana neeh?" ucap Lintang.
"Gemana klo kita nonton saja? Kalo gak salah film Dracula Kasarung lagi maen deh. Katanya itu film bagus, tentang cinta yang enggak mati-mati…" jawab Eric.
"OK dech....Yuk kita pergi sekarang. Ntar pulang nonton kita ke karaoke ya...ajak aja adik elo sama pacarnya biar seru."
"Boleh jugak..."
Berdua mereka kemudian pergi nonton, berkaraoke, dan malam harinya Eric mengantarkan Lintang pulang.
....................

Hari ke-2:
Eric dan Lintang menghabiskan waktu untuk ngobrol dan bercanda di kafe. Suasana kafe yang remang-remang dan alunan musik yang syahdu membawa hati mereka pada situasi yang romantis. Sebelum pulang Eric membeli sebuah kalung perak berliontin bintang untuk Lintang.
Hari ke-3:
Mereka pergi ke pusat perbelanjaan mencari kado untuk seorang sahabat Eric. Setelah lelah berkeliling pusat perbelanjaan, mereka memutuskan membeli sebuah miniature mobil mini. Setelah itu mereka beristirahat duduk di foodcourt. Makan satu potong kue dan satu gelas jus berdua, dan mulai berpegangan tangan untuk pertama kalinya.
Hari ke-7:
Bermain karambol dengan teman-teman Eric. Tangan Lintang terasa sakit karena tidak pernah bermain sebelumnya. Eric lalu memijit-mijit tangan Lintang dengan lembut.
Hari ke-25:
Eric mengajak Lintang makan malam di Parang Kusumo Bay. Bulan menampakan diri, langit yang cerah menghamparkan ribuan bintang dalam pelukannya. Mereka duduk menunggu makanan, sambil menikmati suara desir angin berpadu dengan suara gelombang bergulung di pantai. Tengah malam saat Lintang melihat bintang jatuh, dia membisikkan satu permintaan dalam hatinya.

Hari ke-41:
Eric berulang tahun. Lintang membuatkan kue ulang tahun untuk Eric. Bukan kue buatannya yang pertama, dan yang pasti juga bukan kue bakpao! Kasih sayang yang mulai timbul dalam hatinya membuat kue buatannya itu menjadi istimewa. Eric terharu menerima kue itu. Dia mengucapkan satu harapan saat meniup lilin ulang tahunnya.
Hari ke-67:
Menghabiskan waktu di Sekatenan. Makan es krim bersama, dan mengunjungi stand permainan. Eric menghadiahkan sebuah boneka teddy bear untuk Lintang, dan Lintang membelikan sebuah arloji untuk Eric.
Hari ke-72:
Pergi Ke TBY. Melihat pameran tosan aji, Lintang penasaran untuk mengunjungi salah satu stand peramal. Sang peramal hanya mengatakan "Hargai waktumu bersamanya mulai sekarang". Kemudian peramal itu meneteskan air mata….
Hari ke-84:
Mereka refreshing lagi ke pantai. Saat itu Pantai Baron sangat sepi, karena bukan waktunya liburan. Mereka melepaskan sandal dan berjalan sepanjang pantai sambil berpegangan tangan. Merasakan lembutnya pasir dan dinginnya air laut menghempas kaki mereka. Matahari terbenam, dan mereka berpelukan. Seakan tidak ingin berpisah lagi….
Hari ke-99:
Eric mengusulkan menjalani hari itu dengan santai dan sederhana. Mereka berkeliling kota dan akhirnya duduk di taman kota.
...................

15:20 pm:
“Tunggu di sini dulu ya…” ucap Eric.
“Elo mo kemana?” tanya Lintang.
“Ssssttt just a minute….pokoknya gw mo cari sesuatu yang special bwt elo….” Ucap Eric lagi sambil mengacungkan telunjuk di bibirnya. Lintang tersenyum….
15:30 pm:
Lintang sudah menunggu selama 20 menit dan Eric belum kembali juga. Angin tak mengalir, dan udara tiba-tiba saja terasa membeku. Lalu seseorang yang tak dikenal berlari menghampiri Lintang dengan wajah panik.
"Ada apa pak?"
“Teman Nona…..!!!"
Lintang meraung. Ia segera berlari bersama dengan orang asing itu. Jauh di seberang jalan, di atas aspal yang panas terjemur terik matahari, tubuh Eric tergeletak bersimbah darah. Setangkup kembang basah teronggok di sisinya.
................

23:53 pm:
Seorang dokter keluar dari kamar bedah dengan wajah penuh penyesalan.
"Maaf, tapi kami sudah mencoba melakukan yang terbaik. Dia masih bernafas sekarang tapi..............oh ya, kami menemukan surat ini dalam kantung bajunya." Dokter memberikan surat yang terkena percikan darah kepada Lintang. Lintang menerima surat bersampul merah muda itu, lalu masuk ke dalam kamar untuk melihat Eric. Wajahnya pucat tetapi terlihat damai.
Lintang duduk disamping pembaringan Eric dan menggenggam tangan Eric dengan erat. Untuk pertama kali dalam hidupnya Lintang merasakan torehan luka yang sangat dalam di hatinya. Butiran air mata mengalir dari kedua belah matanya. Kemudian dia mulai membaca surat yang telah ditulis Eric untuknya.
Dear Lintang...
100 hari kita sudah hampir berakhir. Aku menikmati hari-hari yang kulalui bersamamu. Walaupun kadang-kadang kamu jutek dan tidak bisa ditebak, tapi semua hal ini telah membawa kebahagiaan dalam hidupku.
Aku sudah menyadari bahwa kamu adalah perempuan yang berharga dalam hidupku. Aku menyesal tidak pernah berusaha untuk mengenalmu lebih dalam lagi sebelumnya.
Sekarang aku tidak meminta apa-apa, hanya berharap kita bisa memperpanjang hari-hari kebersamaan kita. Sama seperti yang kuucapkan dalam hati saat meniup lilin ulang tahunku, Aku ingin kau menjadi cinta sejati dalam hidupku.
Aku ingin menjadi kekasihmu selamanya dan berharap kau juga bisa berada disisiku seumur hidupku.
Lintang, aku sangat sayang padamu…
.....................

23:58:
Eric….Apakah kau tahu harapan apa yang kuucapkan pada bintang jatuh saat malam itu di pantai?
Aku pun berdoa agar Tuhan mengijinkan kita bersama-sama selamanya.
Eric….Kamu tidak bisa meninggalkanku…hari yang kita lalui baru berjumlah 99 hari!
Kamu harus bangun…dan kita akan melewati puluhan ribu hari lagi bersama-sama!
Aku juga sayang padamu, Eric…sangat sayang padamu…kamu tidak boleh meninggalkanku, Eric….!
………
Eric….
Eric….?
Eric…..??
Eriiiiiiiiccccccc……..!!!
Jam dinding berdentang 12 kali.... jantung Eric berhenti berdetak. Malam itu adalah hari yang ke-100...
............................

PS: Katakan
perasaanmu pada orang yang kau sayangi sebelum terlambat. Kau tidak
akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok, atau diwaktu-waktu
mendatang. Kau tidak akan pernah tahu siapa yang akan meninggalkanmu,
dan tidak akan pernah kembali…..
***************************************************************** Minggu, 16 Oktober 2011
BUNGA RAMPAI
BERKAH MUSIBAH...
Satu-satunya penumpang yang selamat dari sebuah kapal yang karam,
terdampar di sebuat pulau kosong. Ia berdoa agar Tuhan berkenan
menyelamatkannya. Setiap hari ia memandangi laut kosong dan berteriak
minta tolong. Tapi tak sebuah kapal pun tampak mendekat. Lelah ia
berteriak teriak. Ia lalu mendirikan gubuk kecil sebagai tempat
berlindung dari terik panas, hujan dan binatang buas.
Suatu hari
ketika ia pulang setelah mengumpulkan bahan makanan, ia melihat gubuknya
terbakar habis. Asapnya membumbung ke angkasa. Semua barangnya hangus
dilalap api. Ia tersentak dalam kesedihan sekaligus kemarahan yang
teramat sangat. "Tuhan, mengapa kau lakukan ini padaku?". teriaknya.
Keesokan
paginya, ia terbangun dan dikejutkan oleh suara keras. Ternyata, sebuah
kapal berlabuh di pantai untuk menyelamatkan dirinya. "Bagaimana kalian
tahu bahwa aku ada disini?" tanyanya pada orang orang yang
menyelamatkannya.
"Kemarin kami melihat tanda asap tebal yang kau kirimkan" jawab mereka.
Kawan-kawan semua....ADAKALANYA KEBERUNTUNGAN JUSTRU DATANG DIBALIK APA YANG KITA SEBUT DENGAN MUSIBAH
*****************************************************************
BERGURU PADA ALAM....
Tidak jelas siapa Hasan di dalam cerita ini, jika dia adalah Hasan dari
Basrah, maka dia adalah Hasan al-Bashri, seorang guru sufi besar yang
sangat dikenal para sufi. Terlepas dari siapa tokoh dalam cerita ini,
mari kita berusaha untuk mendalami esensi dan mencoba mencari hikmah apa
yang tersembunyi di dalam cerita ini. Tatkala seorang guru sufi besar
Hasan, mendekati akhir masa hidupnya, seseorang bertanya kepadanya,
“Hasan, siapakah gurumu?”
Dia menjawab, “Aku memiliki ribuan
guru. Menyebut nama mereka satu-persatu akan memakan waktu
berbulan-bulan, bertahun-tahun dan sudah tidak ada waktu lagi untuk
menjelaskannya. Tetapi ada tiga orang guru yang akan aku ceritakan
kepadamu.
Pertama adalah seorang pencuri. Suatu saat aku tersesat
di gurun pasir, dan ketika aku tiba di suatu desa, karena larut malam
maka semua tempat telah tutup. Tetapi akhirnya aku menemukan seorang
pemuda yang sedang melubangi dinding pada sebuah rumah. Aku bertanya
kepadanya dimana aku bisa menginap dan dia berkata “Adalah sulit untuk
mencarinya pada larut malam seperti ini, tetapi engkau bisa menginap
bersamaku, jika engkau bisa menginap bersama seorang pencuri.”
Sungguh
menakjubkan pemuda ini. Aku menetap bersamanya selama satu bulan! Dan
setiap malam ia akan berkata kepadaku, “Sekarang aku akan pergi bekerja.
Engkau beristirahatlah dan berdoa.” Ketika dia telah kembali aku
bertanya “apakah engkau mendapatkan sesuatu?” dia menjawab, “Tidak malam
ini. Tetapi besok aku akan mencobanya kembali, jika Tuhan berkehendak.”
Dia tidak pernah patah semangat, dia selalu bahagia.
Ketika aku
berkhalwat (mengasingkan diri) selama bertahun-tahun dan di akhir waktu
tidak terjadi apapun, begitu banyak masa dimana aku begitu putus asa,
begitu patah semangat, hingga akhirnya aku berniat untuk menghentikan
semua omong kosong ini. Dan tiba-tiba aku teringat akan si pencuri yang
selalu berkata pada malam hari. “JIKA TUHAN BERKEHENDAK, BESOK AKAN
TERJADI.”
Guruku yang kedua adalah seekor anjing. Tatkala aku
pergi ke sungai karena haus, seekor anjing mendekatiku dan ia juga
kehausan. Pada saat ia melihat ke airnya dan ia melihat ada ajing
lainnya disana “bayangannya sendiri”, dan ia pun ketakutan. Anjing itu
kemudian menggonggong dan berlari menjauh. Tetapi karena begitu haus ia
kembali lagi. Akhirnya, terlepas dari rasa takutnya, ia langsung
melompat ke airnya, dan hilanglah bayangannya. Dan pada saat itulah aku
menyadari sebuah pesan datang dari Tuhan: KETAKUTANMU HANYALAH BAYANGAN,
CEBURKAN DIRIMU KE DALAMNYA DAN BAYANGAN RASA TAKUTMU AKAN HILANG.
Guruku
yang ketiga adalah seorang anak kecil. Tatkala aku memasuki sebuah kota
dan aku melihat seorang anak kecil membawa sebatang liling yang
menyala. Dia sedang menuju mesjid untuk meletakkan lilinnya disana.
“Sekedar
bercanda”, kataku kepadanya, “Apakah engkau sendiri yang menyalakan
lilinnya?” Dia menjawab, “Ya tuan.” Kemudian aku bertanya kembali, “Ada
suatu waktu dimana lilinnya belum menyala, lalu ada suatu waktu dimana
lilinnya menyala. Bisakah engkau tunjukkan kepadaku darimana datangnya
sumber cahaya pada lilinnya?
Anak kecil itu tertawa, lalu
menghembuskan lilinnya, dan berkata, “Sekarang tuan telah melihat
cahayanya pergi. Kemana ia perginya? Jelaskan kepadaku!”
“SEKARANG TUAN TELAH MELIHAT CAHAYANYA PERGI. KEMANA IA PERGINYA? JELASKAN KEPADAKU....??!”
Egoku
remuk, seluruh pengetahuanku remuk. Pada saat itu aku menyadari
kebodohanku sendiri. Sejak saat itu aku letakkan seluruh ilmu
pengetahuanku.
Adalah benar bahwa aku tidak memiliki guru. Tetapi
bukan berarti bahwa aku bukanlah seorang murid, aku menerima semua
kehidupan sebagai guruku. Pembelajaranku sebagai seorang murid jauh
lebih besar dibandingkan dengan dirimu. Aku mempercayai awan-awan,
pohon-pohon. Seperti itulah aku belajar dari kehidupan. Aku tidak
memiliki seorang guru karena aku memiliki jutaan guru yang aku pelajari
dari berbagai sumber. Menjadi seorang murid adalah sebuah keharusan di
jalan kebenaran. Apa maksud dari menjadi seorang murid? Maksud dari
menjadi seorang murid adalah untuk belajar. Bersedia belajar atas apa
yang diajarkan oleh kehidupan. Melalui seorang guru engkau akan memulai
pembelajaranmu.
SANG GURU ADALAH SEBUAH KOLAM DIMANA ENGKAU BISA
BELAJAR BAGAIMANA UNTUK BERENANG. DAN TATKALA ENGKAU TELAH MAHIR
BERENANG, SELURUH SAMUDERA ADALAH MILIKMU....
*********************************************
KISAH TUKANG CUKUR....
Tersebut seorang lelaki datang ke tempat tukang cukur untuk memotong
rambut dan merapikan brewoknya. Lalu sembari si tukang cukur mulai
memotong rambutnya, terlibatlah mereka dalam pembicaraan yang mulai
menghangat. Sampai kemudian topik beralih pada masalah ketuhanan…..
Si tukang cukur berkata,” SAYA TIDAK PERCAYA KALAU TUHAN ITU ADA…”
“Kenapa kamu berkata begitu ?” tanya si konsumen.
“Begini….coba
kamu perhatikan di jalanan sana….katakan kepadaku jika tuhan itu ada,
masih akan adakah orang yang sakit? Masih akan adakah anak-anak
terlantar? Masih akan adakah orang-orang yang hidupnya susah?”
“Jika
tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat
membayangkan tuhan yang maha penyayang akan membiarkan ini semua
terjadi”.
Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak
merespon apa yang dikatakan si tukang cukur tadi, karena dia tidak ingin
terlibat adu pendapat. Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan
si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.
Beberapa
saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan
dengan rambut yang panjang, lusuh dan kasar, kotor dengan brewok yang
tidak pernah dicukur. Orang itu terlihat begitu kumal, dekil, dan tidak
terawat.
Si konsumen balik ke tempat tukang cukur tadi dan berkata :
“Kamu tahu, sebenarnya DI DUNIA INI TIDAK ADA TUKANG CUKUR..!”
Si tukang cukur tidak terima, dia bertanya : ”Kamu kok bisa bilang begitu?”.
“Saya tukang cukur dan saya ada di sini. Dan barusan saya mencukurmu!”
“Tidak!”
elak si konsumen. “Tukang cukur itu tidak ada! Sebab jika tukang cukur
itu ada, tentu tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan
brewokan seperti orang yang di luar sana.“ sahut si konsumen.
“Ah
tidak, tapi tukang cukur itu tetap ada!”, sanggah si tukang cukur. Apa
yang kamu lihat itu adalah SALAH MEREKA SENDIRI, mengapa mereka tidak
datang kepada saya untuk mencukur dan merapikan rambutnya?”, jawab si
tukang cukur membela diri.
“Cocok, saya setuju..!” kata si konsumen. “Itulah point utamanya!.. Sama dengan Tuhan….
“Maksud kamu bagaimana?”, tanya si tukang cukur tidak mengerti.
Sebenarnya
TUHAN ITU ADA ! Tapi apa yang terjadi sekarang ini.? Mengapa
ORANG-ORANG TIDAK MAU DATANG KEPADA-NYA, atau TIDAK MAU mencari-NYA…?”
*********************************************
BUNGA RAMPAI
TELUR EMAS...
Alkisah seorang peternak angsa yang sangat rajin memelihara peternakannya. Hanya saja karena pengelolaan peternakannya yang sederhana dan tidak pernah diupayakan untuk ditingkatkan, maka hasil telur dari angsa-angsa ini selalu begitu-begitu saja tidak pernah memberikan peningkatan penghasilan bagi sang peternak.Suatu hari, seperti biasa sang peternak bangun dari tidurnya dan bergegas menuju kandang-kandang angsanya untuk segera mengumpulkan telur-telur yang dihasilkan si angsa hari itu. Dan betapa terkejutnya pagi itu sang peternak ketika mendapati sebuah telur berwarna kuning keemasan dari seekor angsa paling tua yang berada di kandang paling ujung.
"Siapa yang pagi-pagi telah berusaha mempedayai saya.", gumamnya dalam hati sambil memungut telur keemasan tadi. "Mungkinkah ini sebuah telur dari emas", pikirnya kemudian.
Lama dia berpikir me-logika terhadap apa yang terjadi dengannya pagi itu, sambil terus memandangi telur keemasan digenggamannya. Merasakan beratnya, mengetuk-ngetukkannya pada batu, menggores-goreskannya, sampai pada suatu keyakinan dalam hatinya dia harus bergegas memastikan benda apa itu.
Bergegas dia menuju ke tempat ahli logam tak jauh dari rumahnya, yang kemudian dia meminta sang ahli logam untuk menganalisa benda apakah yang dia temukan pagi itu. Sang ahli logam mengambil lup-nya, kemudian mencermati telur berwarna keemasan yang diterimanya.
Beberapa saat kemudian dia memandangi si peternak, sambil menyerahkan telur tersebut dan berkata, "Ini adalah emas murni 24 karat berbentuk bulat telur dengan berat hampir satu kilogram..!". Setengah tak percaya si peternak kemudian meminta sang ahli logam untuk menukar telur emas tersebut dengan uang sesuai dengan taksiran harganya.
Segepok uang yang diterimanya kemudian segera dibelanjakan segala barang yang dia impikan selama ini untuk dimiliki dari pakaian-pakaian yang bagus dan mahal, perabot-perabot mahal, dan sebagainya.
Esok harinya, karena masih banyak sisa uang untuk hidupnya hari itu, dengan langkah malas dia menuju ke kandang angsanya untuk memunguti telur-telur hasil pada hari itu. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa kejadian telur emas kemarin hari akan berulang lagi pada hari itu. Dan benar dia kembali menemukan telur emas pada angsa yang sama. Bergegas dia berlari menuju kota untuk kembali menjual telur tersebut.
Esok paginya setelah bangun pagi, dengan berharap-harap cemas dia kembali menuju angsa tua petelur emas. Dan benar! Kembali sang angsa mempersembahkan satu telur emas kepada sang peternak.
Hal yang sama terjadi esok paginya, esok paginya, dan seterusnya, sehingga membuat si peternak menjadi rajin bangun pagi-pagi sekali untuk sekedar segera mendapat telur emas dari angsa tua itu.
Dalam waktu singkat, kehidupan si peternak pun berubah. Si angsa tua juga sudah diberi tempat khusus di sebelah kamar tidur si peternak agar telur emas hasil si angsa tua tiap pagi tidak dicuri orang dan dengan mudah dapat segera diambil oleh sang peternak untuk dijual. Rumahnya kini telah berubah menjadi begitu mewah. Lama kelamaan timbulah sifat tamak dari si peternak.
"Mengapa saya harus menunggu satu butir telur emas setiap harinya dari si angsa tua", pikirnya.., ..betapa bodohnya saya.". "Isi perut angsa tua itu pastilah penuh dengan emas,.kenapa tidak sekarang saja saya ambil semuanya, sehingga saya tidak perlu susah-susah menunggu tiap pagi, serta dalam sekali waktu saya sudah bisa dapatkan semua.", begitulah pikir sang peternak.
Diambilnya parang besar miliknya, dan dalam sekejap dibelahlah dada si angsa tua. Tapi apa yang terjadi? Tak ada secuil pun telur emas di dalam perut si angsa tua. Dan yang lebih buruk, si angsa tua saat itu juga mati digenggaman sang peternak. Telur emas tiap pagi pun tinggal kenangan.
Cerita ini terkenal dengan sebutan Aesop's fable dengan judul `The goose and the golden eggs'. Kisah fabel di atas sepertinya bisa terlihat sebagai kisah yang terlalu ekstrim. Tapi bila kita mau berkaca pada kehidupan di sekitar kita, kita mungkin akan sadar bahwa perumpamaan sang peternak membelah dada angsa untuk segera memperoleh semua telur emas sekaligus dalam sekejap ternyata banyak terjadi di sekitar kita.
Kita lihat di sekitar kita bagaimana sesorang yang ingin mengejar karir sampai ke puncak dengan segera, justru mengabaikan kesehatan dirinya sendiri, pola makannya, jam istirahatnya. Tak ubahnya seekor angsa yang membelah dadanya sendiri.
Masih banyak diantara kita, dalam menjalankan profesinya, atau dalam melakukan usahanya, ingin mendapatkan keuntungan yang berlipat dalam sekejap. Sehingga sampai lupa waktu mengabaikan saat-saat istri dan anak-anaknya membutuhkan sebuah kebersamaan dengannya. Tanpa dia sadari, dalam mencoba dia mendapatkan telur emas, justru dia berusaha `membunuh' si angsa.
Bisa jadi kita sebagai manusia yang memiliki keahlian, ketrampilan, pengetahuan, semangat, keberanian adalah manusia-manusia yang akan selalu menghasilkan telur emas-telur emas setiap harinya. Dan hari demi hari kita selalu bangga akan telur emas yang kita hasilkan. Tapi yakinkah kita akan selalu ada telur emas ketika kita justru mulai tidak begitu menghiraukan angsa-angsa kita. Ketika kita lupa untuk memperhatikan kesehatan fisik diri kita, ketika kita mulai mengabaikan kesehatan rohani kita, ketika kita melalaikan sumber daya manusia di keluarga kita...
*****************************************************************
SEGENGGAM GARAM....
Dahulu kala, hiduplah seorang lelaki tua yang terkenal saleh dan bijak. Di suatu pagi yang basah, dengan langkah lunglai dan rambut masai, datanglah seorang lelaki muda, yang tengah dirundung masalah. Lelaki itu tampak seperti orang yang tak mengenal bahagia. Tanpa membuang waktu, dia ungkapkan semua resahnya: impiannya gagal,karier, cinta dan hidupnya tak pernah berakhir bahagia.Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan teliti dan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Dia taburkan garam itu ke dalam gelas, lalu dia aduk dengan sendok, tenang, bibirnya selalu tampilkan senyum.
"Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya?" pinta Pak tua itu.
"Asin dan pahit, pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah ke tanah.
Pak Tua itu hanya tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya ini berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan beriringan, tapi dalam kediaman. Dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, masih dengan mata yang memandang lelaki muda itu dengan cinta, lalu menaburkan segenggam garam tadi ke dalam telaga. Dengan sepotong kayu, diaduknya air telaga, yang membuat gelombang dan riak kecil. Setelah air telaga tenang, dia pun berkata,
"Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah".Saat tamu itu selesai meneguk air telaga, Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?"
"Segar," sahut tamunya.
"Apakah kamu masih merasakan garam di dalam air itu?" tanya Pak Tua lagi.
"Tidak," jawab si anak muda.Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda.
Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan,bersimpuh di tepi telaga.
"Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan seumpama segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah atau tempat yang kita miliki. Kepahitan itu anakku, selalu berasal dari bagaimana cara kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang boleh kamu lakukan: lapangkanlah dadamu untuk menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu. Luaskan wadah pergaulanmu supaya kamu mempunyai pandangan hidup yang luas. Kamu akan banyak belajar dari keleluasan itu." Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasihat.
"HATIMU...ADALAH WADAH ITU. PERASAANMU ADALAH TEMPAT ITU. KALBUMU, ADALAH TEMPAT KAMU MENAMPUNG SEGALANYA. JADI, JANGAN JADIKAN HATIMU ITU SEPERTI GELAS, BUATLAH LAKSANA TELAGA YANG MAMPU MEREDAM SETIAP KEPAHITAN ITU DAN MENGUBAHNYA MENJADI KESEGARAN DAN KEBAHAGIAAN."
Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar di hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa...
****************************************************************
JALAN MENUJU SUKSES...
Seorang eksekutif muda bertemu dengan seorang guru di sebuah jalan raya. Ia bertanya, "Guru, yang manakah jalan menuju sukses?"Sang guru terdiam sejenak. Tanpa mengucapkan sepatah kata, sang guru menunjuk ke arah sebuah jalan.Eksekutif muda itu segera berlari menyusuri jalan yang ditunjukkan sang guru. Ia tak mau membuang-buang waktu lagi untuk meraih kesuksesan. Setelah beberapa saat melangkah tiba-tiba ia berseru,"Hahh...ini jalan buntu!" Benar, di hadapannya berdiri sebuah tembok besar yang menutupi jalan. Ia terpaku kebingungan, "Barangkali aku salah mengerti maksud sang guru."
Eksekutif muda itu berbalik menemui sang guru untuk menanyakan sekali lagi,"Guru, yang manakah jalan menuju sukses?"Sang guru menunjuk ke arah yang sama. Eksekutif muda itu berjalan ke arah itu lagi. Namun yang ditemuinya tetap saja sebuah tembok yang menutupi jalan. Ia merasa dipermainkan.
Dengan penuh amarah ia menemui sang guru, "Guru, aku sudah menuruti petunjukmu. Tetapi yang aku temui adalah sebuah jalan buntu. Aku tanyakan sekali lagi padamu, yang manakah jalan menuju sukses? Kau jangan hanya menunjukkan jari saja, tetapi bicaralah!"Akhirnya sang guru berbicara, "Di situlah jalan menuju sukses. Hanya beberapa langkah saja di balik tembok itu."
Keyword : KEBERHASILAN SERINGKALI TAK TAMPAK KARENA IA BERSEMBUNYI DI BALIK KESULITAN. Cuma orang-orang yang mampu mendaki "tembok" itulah yang akan menemui keberhasilan....
*****************************************************************
Label:
aesop's fabel,
anak muda,
angsa emas,
cinta,
eksekutif,
garam,
guru,
gusblero,
hikmah,
jalan sukses,
pak tua,
profesional,
sendok,
telur emas,
The goose and the golden eggs
Selasa, 11 Oktober 2011
LUBDAKA
Lumajang, 1260 Masehi (1338 tahun Caka). Lubdaka yang namanya menjulang antara Kalilusi dan gunung Penanggungan itu hidup menyepi di sebuah perdikan dengan puteranya. Mereka hidup bertani dan hanya memiliki seekor kuda betina kurus yang sehari-hari membantu mereka menggarap ladang mereka yang tidak seberapa. Pada suatu hari, kuda Lubdaka satu-satunya tersebut menghilang, lari begitu saja dari kandang menuju hutan.
Orang-orang di kampung yang mendengar berita itu berkata: "Wahai Lubdaka, malang benar nasibmu!".Mendengar komentar itu Lubdaka hanya menjawab, "Malang atau beruntung, dan apa yang akan terjadi pada diri kita, sesungguhnya siapa yang tahu...?”
Fantastis. Keesokan harinya, ternyata kuda Lubdaka kembali ke kandangnya dengan membawa 100 kuda liar dari hutan. Segera ladang Lubdaka yang tidak seberapa luas dipenuhi oleh 100 ekor kuda jantan yang gagah perkasa. Orang-orang seluruh kampung berbondong datang dan segera mengerumuni kuda-kuda tiban yang berharga mahal tersebut dengan kagum. Blantik-blantik (makelar binatang) segera menawar kuda-kuda tersebut dengan harga tinggi dan lalu menjualnya ke kotaraja. Lubdaka pun menerima uang dalam jumlah banyak, dan hanya menyisakan seekor kuda jantan liar untuk kuda betinanya.
Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata: "Wahai Lubdaka, betapa beruntungnya dirimu!".Kembali Lubdaka hanya berujar singkat, "Malang atau beruntung, dan apa yang akan terjadi pada diri kita, sesungguhnya siapa yang tahu...?”
Pagi hari berikutnya, Saka, anak Lubdaka yang beranjak remaja pun dengan penuh semangat berusaha menjinakan kuda barunya. Tanpa dinyana, ternyata kuda tersebut terlalu kuat, hingga mengakibatkan Saka terjatuh dan patah kakinya.
Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu berkata dengan sedikit nyinyir: "Benar kamu Lubdaka. Malang atau beruntung, dan apa yang akan terjadi pada diri kita, sesungguhnya siapa yang tahu...?”
Lubdaka tersenyum, dan kembali hanya menjawab, "Ya, kalian benar. Malang atau beruntung, dan apa yang akan terjadi pada diri kita, sesungguhnya siapa yang tahu...?”
Pemuda itupun terbaring dengan kaki terbalut untuk menyembuhkan patah kakinya, dan nampaknya memang perlu waktu cukup lama hingga tulangnya yang patah itu akan bisa baik kembali seperti sediakala. Keesokan harinya, tiba-tiba datanglah Panglima Perang Kerajaan ke desa itu. Atas nama sang Raja memerintahkan seluruh pemuda untuk bergabung dalam pasukan raja untuk bertempur melawan musuh di tempat yang jauh. Seluruh pemuda di perdikan itu pun wajib bergabung, kecuali yang sakit dan cacat. Anak Lubdaka pun selamat dari keharusan ikut berperang karena dia cacat.
Orang-orang di kampung berurai air mata melepas putra-putranya, dan diantaranya berkata: "Wahai Lubdaka, alangkah jauh lebih beruntungnya nasibmu!".
Lubdaka hanya menjawab lirih, pandangan matanya jauh menembus batas langit: "Malang atau beruntung, dan apa yang akan terjadi pada diri kita, sesungguhnya siapa yang tahu...?”
Maka begitulah kawan. Kisah di atas, mengungkapkan suatu sikap yang sering disebut: non-judgement. Sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan untuk memahami rangkaian kejadian yang telah diskenariokan Sang Maha Sutradara. Apa-apa yang kita sebut hari ini sebagai musibah, barangkali di masa depan baru ketahuan hikmahnya bahwa itu adalah sebuah berkah. Seperti Lubdaka, ia telah mampu berhenti untuk menghakimi dan menilai kejadian dalam kehidupan ini sekadar dengan istilah keberuntungan dan air mata, pengorbanan dan hilangnya harga diri...
(Gusblero l Murcaya Sang Mahapatih l Lubdaka l Imaginatif©2010)
Langganan:
Postingan (Atom)