just ordinary people's blogs

You can take any content from here, quite simply by including the source...

Minggu, 16 Oktober 2011

BUNGA RAMPAI



BERKAH MUSIBAH...

Satu-satunya penumpang yang selamat dari sebuah kapal yang karam, terdampar di sebuat pulau kosong. Ia berdoa agar Tuhan berkenan menyelamatkannya. Setiap hari ia memandangi laut kosong dan berteriak minta tolong. Tapi tak sebuah kapal pun tampak mendekat. Lelah ia berteriak teriak. Ia lalu mendirikan gubuk kecil sebagai tempat berlindung dari terik panas, hujan dan binatang buas.

Suatu hari ketika ia pulang setelah mengumpulkan bahan makanan, ia melihat gubuknya terbakar habis. Asapnya membumbung ke angkasa. Semua barangnya hangus dilalap api. Ia tersentak dalam kesedihan sekaligus kemarahan yang teramat sangat. "Tuhan, mengapa kau lakukan ini padaku?". teriaknya.

Keesokan paginya, ia terbangun dan dikejutkan oleh suara keras. Ternyata, sebuah kapal berlabuh di pantai untuk menyelamatkan dirinya. "Bagaimana kalian tahu bahwa aku ada disini?" tanyanya pada orang orang yang menyelamatkannya.
"Kemarin kami melihat tanda asap tebal yang kau kirimkan" jawab mereka.

Kawan-kawan semua....ADAKALANYA KEBERUNTUNGAN JUSTRU DATANG DIBALIK APA YANG KITA SEBUT DENGAN MUSIBAH

*****************************************************************

 

BERGURU PADA ALAM....

Tidak jelas siapa Hasan di dalam cerita ini, jika dia adalah Hasan dari Basrah, maka dia adalah Hasan al-Bashri, seorang guru sufi besar yang sangat dikenal para sufi. Terlepas dari siapa tokoh dalam cerita ini, mari kita berusaha untuk mendalami esensi dan mencoba mencari hikmah apa yang tersembunyi di dalam cerita ini. Tatkala seorang guru sufi besar Hasan, mendekati akhir masa hidupnya, seseorang bertanya kepadanya, “Hasan, siapakah gurumu?”

Dia menjawab, “Aku memiliki ribuan guru. Menyebut nama mereka satu-persatu akan memakan waktu berbulan-bulan, bertahun-tahun dan sudah tidak ada waktu lagi untuk menjelaskannya. Tetapi ada tiga orang guru yang akan aku ceritakan kepadamu.

Pertama adalah seorang pencuri. Suatu saat aku tersesat di gurun pasir, dan ketika aku tiba di suatu desa, karena larut malam maka semua tempat telah tutup. Tetapi akhirnya aku menemukan seorang pemuda yang sedang melubangi dinding pada sebuah rumah. Aku bertanya kepadanya dimana aku bisa menginap dan dia berkata “Adalah sulit untuk mencarinya pada larut malam seperti ini, tetapi engkau bisa menginap bersamaku, jika engkau bisa menginap bersama seorang pencuri.”

Sungguh menakjubkan pemuda ini. Aku menetap bersamanya selama satu bulan! Dan setiap malam ia akan berkata kepadaku, “Sekarang aku akan pergi bekerja. Engkau beristirahatlah dan berdoa.” Ketika dia telah kembali aku bertanya “apakah engkau mendapatkan sesuatu?” dia menjawab, “Tidak malam ini. Tetapi besok aku akan mencobanya kembali, jika Tuhan berkehendak.” Dia tidak pernah patah semangat, dia selalu bahagia.

Ketika aku berkhalwat (mengasingkan diri) selama bertahun-tahun dan di akhir waktu tidak terjadi apapun, begitu banyak masa dimana aku begitu putus asa, begitu patah semangat, hingga akhirnya aku berniat untuk menghentikan semua omong kosong ini. Dan tiba-tiba aku teringat akan si pencuri yang selalu berkata pada malam hari. “JIKA TUHAN BERKEHENDAK, BESOK AKAN TERJADI.”

Guruku yang kedua adalah seekor anjing. Tatkala aku pergi ke sungai karena haus, seekor anjing mendekatiku dan ia juga kehausan. Pada saat ia melihat ke airnya dan ia melihat ada ajing lainnya disana “bayangannya sendiri”, dan ia pun ketakutan. Anjing itu kemudian menggonggong dan berlari menjauh. Tetapi karena begitu haus ia kembali lagi. Akhirnya, terlepas dari rasa takutnya, ia langsung melompat ke airnya, dan hilanglah bayangannya. Dan pada saat itulah aku menyadari sebuah pesan datang dari Tuhan: KETAKUTANMU HANYALAH BAYANGAN, CEBURKAN DIRIMU KE DALAMNYA DAN BAYANGAN RASA TAKUTMU AKAN HILANG.

Guruku yang ketiga adalah seorang anak kecil. Tatkala aku memasuki sebuah kota dan aku melihat seorang anak kecil membawa sebatang liling yang menyala. Dia sedang menuju mesjid untuk meletakkan lilinnya disana.

“Sekedar bercanda”, kataku kepadanya, “Apakah engkau sendiri yang menyalakan lilinnya?” Dia menjawab, “Ya tuan.” Kemudian aku bertanya kembali, “Ada suatu waktu dimana lilinnya belum menyala, lalu ada suatu waktu dimana lilinnya menyala. Bisakah engkau tunjukkan kepadaku darimana datangnya sumber cahaya pada lilinnya?

Anak kecil itu tertawa, lalu menghembuskan lilinnya, dan berkata, “Sekarang tuan telah melihat cahayanya pergi. Kemana ia perginya? Jelaskan kepadaku!”

“SEKARANG TUAN TELAH MELIHAT CAHAYANYA PERGI. KEMANA IA PERGINYA? JELASKAN KEPADAKU....??!”

Egoku remuk, seluruh pengetahuanku remuk. Pada saat itu aku menyadari kebodohanku sendiri. Sejak saat itu aku letakkan seluruh ilmu pengetahuanku.

Adalah benar bahwa aku tidak memiliki guru. Tetapi bukan berarti bahwa aku bukanlah seorang murid, aku menerima semua kehidupan sebagai guruku. Pembelajaranku sebagai seorang murid jauh lebih besar dibandingkan dengan dirimu. Aku mempercayai awan-awan, pohon-pohon. Seperti itulah aku belajar dari kehidupan. Aku tidak memiliki seorang guru karena aku memiliki jutaan guru yang aku pelajari dari berbagai sumber. Menjadi seorang murid adalah sebuah keharusan di jalan kebenaran. Apa maksud dari menjadi seorang murid? Maksud dari menjadi seorang murid adalah untuk belajar. Bersedia belajar atas apa yang diajarkan oleh kehidupan. Melalui seorang guru engkau akan memulai pembelajaranmu.

SANG GURU ADALAH SEBUAH KOLAM DIMANA ENGKAU BISA BELAJAR BAGAIMANA UNTUK BERENANG. DAN TATKALA ENGKAU TELAH MAHIR BERENANG, SELURUH SAMUDERA ADALAH MILIKMU....

*********************************************

KISAH TUKANG CUKUR....

Tersebut seorang lelaki datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya. Lalu sembari si tukang cukur mulai memotong rambutnya, terlibatlah mereka dalam pembicaraan yang mulai menghangat. Sampai kemudian topik beralih pada masalah ketuhanan…..

Si tukang cukur berkata,” SAYA TIDAK PERCAYA KALAU TUHAN ITU ADA…”
“Kenapa kamu berkata begitu ?” tanya si konsumen.

“Begini….coba kamu perhatikan di jalanan sana….katakan kepadaku jika tuhan itu ada, masih akan adakah orang yang sakit? Masih akan adakah anak-anak terlantar? Masih akan adakah orang-orang yang hidupnya susah?”

“Jika tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan tuhan yang maha penyayang akan membiarkan ini semua terjadi”.

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon apa yang dikatakan si tukang cukur tadi, karena dia tidak ingin terlibat adu pendapat. Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.

Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, lusuh dan kasar, kotor dengan brewok yang tidak pernah dicukur. Orang itu terlihat begitu kumal, dekil, dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur tadi dan berkata :
“Kamu tahu, sebenarnya DI DUNIA INI TIDAK ADA TUKANG CUKUR..!”

Si tukang cukur tidak terima, dia bertanya : ”Kamu kok bisa bilang begitu?”.
“Saya tukang cukur dan saya ada di sini. Dan barusan saya mencukurmu!”

“Tidak!” elak si konsumen. “Tukang cukur itu tidak ada! Sebab jika tukang cukur itu ada, tentu tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana.“ sahut si konsumen.

“Ah tidak, tapi tukang cukur itu tetap ada!”, sanggah si tukang cukur. Apa yang kamu lihat itu adalah SALAH MEREKA SENDIRI, mengapa mereka tidak datang kepada saya untuk mencukur dan merapikan rambutnya?”, jawab si tukang cukur membela diri.

“Cocok, saya setuju..!” kata si konsumen. “Itulah point utamanya!.. Sama dengan Tuhan….

“Maksud kamu bagaimana?”, tanya si tukang cukur tidak mengerti.

Sebenarnya TUHAN ITU ADA ! Tapi apa yang terjadi sekarang ini.? Mengapa ORANG-ORANG TIDAK MAU DATANG KEPADA-NYA, atau TIDAK MAU mencari-NYA…?”

*********************************************

Tidak ada komentar:

Posting Komentar