Syeikh Maulana Nazim Al-Haqqani :
BAGAIMANA MENGETAHUI GURU RUHANI SEJATI?
Tanda bahwa seseorang
adalah Guru / Mursyid Spiritual yang sejati adalah bahwa kalian dapat
mempercayainya. Kalbu kalian memberikan sinyal akan hal itu, dan kalbu tak pernah salah. Ketika
seseorang duduk bersama seorang Mursyid sejati, ia akan merasakan kedamaian,
ketenangan dan kepuasan, serta amat bahagia. Inilah tandanya. Orang itu akan
melupakan seluruh masalah-masalahnya dalam hadirat Sang Mursyid, dan merasa
bagaikan seekor ikan di dalam samudera.
Syeikh Maulana menunggang keledai, Afrika Tour 2010, Kenya |
Mengapa orang-orang pergi ke
pantai tepi lautan?
Karena ketika mereka
memasuki air, mereka menemukan ketenangan dan kenikmatan. Ruh pun menginginkan
suatu samudera baginya. Dalam kehidupan kita ini, kita membutuhkan seseorang
yang bagai sebuah samudera, sehingga kalbu-kalbu kita dapat merasakan
kenikmatan dan puas dengan orang tersebut.
Kita memiliki begitu banyak
sifat-sifat tercela. Kita membutuhkan seseorang untuk memberikan pada kita
sifat-sifat mulia; dan sifat-sifat mulia ini tak dapat muncul hanya melalui
membaca buku-buku, melainkan akan muncul lewat sahabat atau teman seseorang.
Dengan melihat siapa teman seseorang tertentu, kita akan tahu karakter orang
tersebut. Sifat yang buruk adalah menular, seperti suatu penyakit. Karena
itulah, Allah Ta'ala mengutus para Nabi-Nya sebagai obat. Para Nabi -semoga
kedamaian atas mereka- bukanlah Malaikat; mereka manusia juga, dan mengetahui
segala sesuatu akan sifat dasar manusia. Siapa saja yang duduk bersama mereka
akan menyerap sifat-sifat dan akhlaq yang mulia…
Bagaimana mengetahui Mursyid sejati?
Syaikh ‘Abdullah Faiz
ad Daghestani bertutur tentang ciri-ciri seorang Mursyid,
seorang yang membimbing manusia ke jalan yang benar dan
merupakan penerus Rasulullah saw. Dalam bahasa Arab,
Mursyid juga berarti seorang kapten yang memimpin
kapalnya menuju pelabuhan yang tak dikenal
sebelumnya. Setiap orang mempunyai tujuannya masing-masing, tidak
ada dua orang yang benar-benar sama dan berpikir mengenai suatu hal yang sama.
Setiap orang yang tidak mengetahui cara melangkah menuju tujuannya membutuhkan seorang pembimbing. Masa depan adalah sesuatu yang tidak kita ketahui, tetapi pengetahuan tentang hal itu telah diberikan kepada Rasulullah saw dan Awliya. Kita semua berada dalam kegelapan dan membutuhkan cahaya, yaitu cahaya Rasulullah saw yang dapat memberi informasi kepada kita apa yang akan kita jumpai dan juga cahaya Awliya untuk membimbing kita menuju tujuan kita masing-masing.
Salah satu ciri seorang Mursyid adalah dapat dipercaya. Dan ini hanya dapat dirasakan oleh hati kita, bukan diukur dengan penggaris atau skala. Hati kita akan memberi tanda dan dia tidak akan pernah membuat kesalahan. Jika seseorang duduk bersama seorang Mursyid sejati, dia akan merasakan kedamaian, ketenangan dan kepuasan batin. Dengan kata lain kita akan merasa sangat berbahagia, inilah tandanya. Kita dapat melupakan segala masalah karena kita berada dalam samudra.
Sekarang banyak orang yang pergi ke tepi laut, untuk apa? Karena ketika mereka menyelam ke dalam air, mereka akan menemukan ketenangan dan merasakan kenikmatan. Pada saat tubuh kita merasa lelah, jiwa akan meminta pergi ke laut. Demikian pula dalam hidup ini kita membutuhkan orang yang bisa menyerupai samudra sehingga hati kita dapat menikmati dan mendapat kepuasan dari orang itu.
Mursyid mengajarkan bagaimana kita menjalani hidup ini. Kita hidup dalam lingkungan yang sedemikian rupa sehingga kita banyak menjumpai hal-hal yang tidak kita sukai. Tidak ada orang yang berkata, “Segalanya berjalan sesuai yang aku inginkan,” bahkan bagi seorang presiden sekalipun.
Setiap hari kita menghadapi hal-hal yang tidak kita sukai, tetapi kita harus melewatinya untuk mencapai tujuan kita. Seperti kapal yang berjuang menembus gelombang besar dalam samudra, dan kapten kapal dengan tangan yang kokoh mengendalikan kemudinya, kita pun harus jalan terus tanpa berbelok ke sana ke mari.
Semua hal tadi hanya dapat terjadi atas kehendak Allah. Segala kejadian berlangsung seperti yang Dia inginkan. Jika kita mengetahui hal ini, kita akan mencapai taslima, pasrah, dan damai. Bila kita mampu meniadakan perlawanan maka kehendak-Nya-lah yang akan membimbing kita dengan mudah menuju tujuan kita masing-masing. Oleh sebab itu perilaku terbaik adalah pasrah atau berserah diri. Seseorang yang berjuang keras agar tidak tenggelam di laut malah tenggelam, kemudian tubuhnya akan muncul ke permukaan dengan mudah. Seorang hamba yang tidak melakukan perlawanan akan mencapai tujuannya tanpa kesulitan atau kelelahan. Rasulullah dan Awliya seperti itu. Mereka menemukan surga di dunia ini.
Kadang-kadang Saya berkata dalam hati, “Alhamdulillah keinginanku tidak tercapai, kehendak-Nya adalah yang terbaik.”
Pertemuan tak sengaja Syeikh Maulana dengan Pope Benedict XVI di Cyprus, 5 Juni 2010 |
__________________________________________________
Nama lengkap Syeikh Maulana adalah Muhammad Nazim “Adil ibn
al-Sayyid Ahmad ibn Hasan Yashil Bashal-Haqqani al-Qubrusi al-Salihi al-Hanafi (semoga
Allah swt. mensucikan ruhnya dan merahmati kakek moyangnya). Kunya (nama panggilan)
beliau adalah Abu Muhammad “ dari nama anak laki-laki tertua beliau “ selain
itu beliau pula adalah ayah dari Baha’uddin, Naziha, dan Ruqayya.
Beliau dilahirkan pada tahun 1341 H (1922 M) di kota Larnaka, Siprus (Qubrus) dari suatu keluarga Arab dengan akar-akar budaya Tatar. Ayahnya adalah keturunan dari Syaikh “Abdul Qadir Al-Jailani q.s. Ibu beliau adalah keturunan dari Mawlana Jalaluddin ar-Ruumi. Ini menjadikan beliau sebagai keturunan dari Nabi suci Muhammad saw., dari sisi ayahnya, dan keturunan dari Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq, as, dari sisi ibundanya.
Beliau dilahirkan pada tahun 1341 H (1922 M) di kota Larnaka, Siprus (Qubrus) dari suatu keluarga Arab dengan akar-akar budaya Tatar. Ayahnya adalah keturunan dari Syaikh “Abdul Qadir Al-Jailani q.s. Ibu beliau adalah keturunan dari Mawlana Jalaluddin ar-Ruumi. Ini menjadikan beliau sebagai keturunan dari Nabi suci Muhammad saw., dari sisi ayahnya, dan keturunan dari Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq, as, dari sisi ibundanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar